Kisah Secangkir Teh

Saat sore hari tiba, segelas teh hangat dan kue kering cukup menenangkan hati setelah seharian berutinitas. Memilih minuman teh sebagai pelepas dahaga memang tepat, karena ternyata di dalamnya terkandung beragam manfaat. Tentunya dengan peracikan yang tepat.

Teh berasal dari bahasa China, yaitu tay. Bangsa China mengenal tanaman ini sejak 2700 SM. Namun orang Jepang-lah yang mengembangkan penanamannya pada 800 M dan menjadikannya sebagai bagian tradisi sosial dan agama.
Tanaman ini memerlukan kelembaban tinggi dengan temperatur udara 13-29,5 derajat Celsius. Itulah mengapa tanaman teh hanya dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi dan pegunungan.
Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda membawanya ke negeri ini sebagai tanaman hias. Baru pada 1728, pemerintah Belanda membudidayakan di Pulau Jawa dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari China.


White Tea (Teh Putih)
Teh hijau tidak melalui proses yang bermacam-macam, sehingga teh hijau mengandung berbagai zat bermanfaat. Salah satunya asam askorbik dan vitamin C yang jumlahnya setara dengan lemon.

Oolong Tea (Teh Oolong)
Merupakan teh paling harum. Rasanya adalah perpaduan kesegaran teh hijau tanpa rasa pahit dan aroma pekat teh hitam.

Black Tea (Teh Hitam)
Merupakan jenis teh yang paling asli (tidak melalui banyak pemrosesan). Teh ini mengalami proses yang paling kaya akan zat-zat antioksidan. Jenis teh ini adalah yang paling langka karena diambil dari pucuk daun teh paling muda. Karena itu the putih menjadi teh paling mahal dan tak mudah ditemui di pasaran.

Green Tea (Teh Hijau)
Di China dan Jepang, teh hitam sering disebut sebagai teh merah. Jenis ini paling popular dan paling banyak ditemukan di pasaran. Kandungan kafeinnya paling banyak diantara teh hijau, teh oolong, dan teh putih.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

jdi pengen minum teh nih .....
nge-teh breng yuk...^^,

Posting Komentar

Pengikut

Cari Blog Ini